APJTKI Berharap Presiden SBY Bahas Perlindungan TKI
Oleh www.bisnis-kti.com
on Sunday, 3 February 2013
JAKARTA–Ketua Umum Asosiasi Perusahaan
Jasa TKI Ayub Basalamah mengharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dalam lawatan ke Saudi Arabia dan menghadiri Forum Bisnis di Jeddah bisa
membahas penempatan dan perlindungan TKI yang sedang dibenahi kedua
negara.
Ayub melalui telepon, Minggu, menyatakan dirinya bersama delegasi
Kadin akan menghadiri Forum Bisnis pada 4-5 Februari di Jeddah dan
berharap forum itu membuka peluang baru bagi investasi dan bisnis,
termasuk jasa tenaga kerja.
Dia menjelaskan saat ini kedua negara, Arab Saudi dan Indonesia
sedang membenahi penempatan dan perlindungan TKI yang masih dalam tahap
moratorium.
“Indonesia sudah melakukan sejumlah pembenahan ke dalam dan
diharapkan hal yang sama juga dilakukan Saudi agar penempatan TKI bisa
dilakukan secara bermartabat dan menguntungkan kedua belah pihak, yakni
majikan dan TKI,” kata Ayub.
Dia juga menjelaskan Apjati dan Kadin akan membahas masalah ini
dengan Kamar Dagang Saudi Arabia untuk mengkritisi kelemahan dan
kekuatan program penempatan dan perlindungan selama ini dan solusi
mengatasinya. Delegasi Kadin dipimpin ketuanya Suryo Bambang Sulisto.
Apjati sudah melakukan sejumlah program perlindungan dengan
mengedepankan penempatan berkualitas melalui program pelatihan dan
sistem perlindungan komprehensif.
“Kita akan melatih calon TKI 200 jam penuh agar mereka benar-benar
terampil dan paham budaya negara dan masyarakat tujuan penempatan,” kata
Ayub.
Di sisi lain, Apjati juga akan membentuk perwakilan luar negeri
(perwalu) di negara tujuan penempatan dengan tugas utama membantu dan
melindungi hak-hak TKI.
“Kita akan bekerja sama dengan KBRI dan KJRI untuk menyelesaikan
permasalahan TKI. Perwalu akan mendukung program perlindungan WNI
Kementerian Luar Negeri jika TKI mengalami masalah,” kata Ayub.
Perlindungan menyeluruh itu mencakup bantuan konsultasi hingga bantuan
hukum.
Untuk itu, Apjati sudah menjalin komunikasi dengan Kemenakertrans,
BNP2TKI, Kemenlu RI hingga kantor Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian untuk mendiskusi pembenahan penempatan dan perlindungan
TKI.
Asosiasi itu juga menyiapkan dana perlindungan mandiri yang digunakan
untuk membantu masalah keuangan dan program perlindungan, termasuk
menyediakan pengacara.
Ayub, mengutip pernyataan Menakertrans, mengatakan program penempatan
TKI informal sangat potensial mengatasi pengangguran dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan lingkungan di sekitarnya, hanya saja karena
sejumlah kasus yang dalam persentase relatif kecil menjadikan bisnis
jasa ini terpuruk.
“Merupakan tantangan bagi semua pemangku kepentingan untuk bisa
menekan semaksimal mungkin efek negatif program ini agar penciptaan
masyarakat sejahtera hingga ke pedesaan dapat terwujud,” kata Ayub.
Dia berharap kunjungan Presiden Yudhoyono ke Saudi memberi gairah
baru untuk melindungi TKI dan mempercepat program pembenahan agar
penempatan yang selektif dan terukur bisa segera terlaksana.
Kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jeddah merupakan bagian dari
rangkaian kunjungan ke Monrovia, Liberia, untuk menghadiri sidang PBB
untuk menyiapkan kerangka internasional baru pasca-MDG’s lalu ke
Nigeria, Saudi Arabia dan Mesir. (ant/mnk)
BNI REGIONAL KALIMANTAN Gelar Business Meeting, Akan Selalu Jemput Bola
Oleh JIBI
on Thursday, 31 January 2013
Muhamad Yamin
SAMARINDA–PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Regional Kalimantan menggelar Business Meeting Regional guna menyusun strategi bisnis dan mencapai target yang diinginkan selama satu tahun ke depan.
Pertemuan para pimpinan cabang dan outlet BNI se Kalimantan itu digelar selama tiga hari di Hotel Bumi Senyiur Samarinda dan dibuka oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
“Bisnis di Kalimantan sangat luar biasa. Kami menggelar business meeting yang dihadiri seluruh cabang dan outlet BNI di Kalimatan ini untuk merancang seperti apa progress kami di 2013. Selama tiga hari kegiatan ini, akan mengurai target dan strategi bisnis yang akan kami raih selama satu tahun ke depan,” kata Chief Executive Officer (CEO) BNI Agus Ariyanto seusai pembukaan Business Meeting BNI Regional Kalimantan, Kamis (31/1/2013).
Menurutnya, pihaknya terus melakukan perbaikan infrastruktur pelayanan perbankan ke masyarakat. Mulai dari membuka kantor cabang dan outlet yang nyaman bagi nasabah, hingga mengubah mindset karyawan agar melakukan jemput bola dalam memperoleh kepercayaan nasabah dan menyalurkan kredit kepada masyarakat yang memerlukan.
“Misalnya dalam 3 tahun terakhir ini, infrastruktur kami sempurnakan kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan customer,” tuturnya.
Dari sisi karyawan, pihaknya mencoba mengubah mindset dengan menerapkan sistem jemput bola, bukan menunggu bola lagi. Terbukti dengan cara tersebut, kinerja BNI Regional Kalimantan pada 2012 menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif.
Banyaknya kegiatan bisnis di Kalimantan, lanjut Agus, membuat pihaknya turut mengambil peran menyalurkan kredit usaha.
“Lembaga perbankan menjembatani orang kelebihan uang dan orang membutuhkan uang. Kami menyesuaikan kedua aspek itulah. Begitu juga saat program MP3EI masuk ke Kalbar, kami turut berpartisipasi,” katanya.
Untuk memaksimalkan pelayanan kepada nasabah, saat ini telah terdapat enam kantor cabang BNI di Kalimantan.
Sementara itu, Kepala Cabang BNI Samarinda Wawan menambahkan pihaknya baru saja membuka 10 outlet di Samarinda hingga total outlet BNI di ibukota Kaltim kini mencapai 69 outlet.
Tahun ini, pihaknya juga berencana menambah 46 mesin ATM dan unit drive thrue di Samarinda.
Penambahan outlet dan mesin ATM itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar lebih mudah mengakses layanan perbankan.
“Kami juga akan membuka sentra kredit usaha menengah di Kota Samarinda untuk kebutuhan kredit produktif maupun kebutuhan masyarakat seperti kepemilikan rumah, perbaikan rumah dan kepemilikan sepeda motor,” ungkap Wawan. (K26/K46)
BANK INDONESIA BALIKPAPAN: Diperkirakan Kredit Bisa Tumbuh Diatas 20%
Oleh Rachmad Subiyanto
on Thursday, 31 January 2013
BALIKPAPAN–Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan memperkirakan pertumbuhan
penyaluran kredit di Kota Balikpapan pada 2013 bisa di atas 20% seiring
dengan mulai membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi regional.Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Tutuk SH Cahyono mengatakan perkembangan penyaluran kredit daerah akan mengikuti proyeksi pertumbuhan ekonomi regional.
Sektor pertambangan dan migas yang menjadi sektor bisnis utama di Kalimantan Timur diperkirakan akan meningkat tahun ini sehingga akan bisa mengerek industri ikutan yang menjadi usaha bagi pelaku bisnis lokal di Balikpapan.
“Tahun ini kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi akan naik penyaluran kredit. Setidaknya bisa di atas 20%,” kata Tutuk, Kamis (31/1/2013).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh KPw BI Balikpapan, penyaluran kredit di kota itu mencapai Rp18,53 triliun sepanjang 2012.
Lebih dari 70% atau sekitar Rp13,5 triliun dari kredit tersebut disalurkan untuk di dalam Kota Balikpapan. Sisanya, disalurkan untuk membiayai sektor industri yang ada di kota lain seperti Penajam Paser Utara, Paser, Kutai, hingga Tarakan.
Dia menambahkan proyeksi ekonomi nasional yang optimis dengan kondisi pasar internasional turut menjadi salah satu pertimbangan dalam perkiraan pertumbuhan penyaluran kredit di Balikpapan.
Beberapa pasar barang hasil tambang di pasar internasional seperti Cina, India dan Korea Selatan mulai terlihat geliat pertumbuhan ekonominya.
Balikpapan, sebagai daerah penyokong industri pertambangan dan migas karena tidak memiliki ladang minyak dan batubara, tentu akan ikut menikmati pertumbuhan bisnis yang dialami oleh pelaku usaha. Utamanya sektor perdagangan, jasa dunia usaha dan angkutan yang menjadi turunan bagi industri pertambangan dan migas.
“Kalau kondisi bisnis bagus, permintaan alat berat akan meningkat. Perbankan bisa masuk untuk mendukung pendanaan,” katanya.
Realisasi penyaluran kredit perbankan di Balikpapan sepanjang 2012 diakuinya agak sedikit terganggu akibat melesunya kondisi pasar dunia.
Tutuk menambahkan perlambatan pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh sektor kredit.
Pihaknya mencatat sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan seperti pertanian, pertambangan, perindustrian, konstruksi, perdagangan dan jasa sosial.
Adapula sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan seperti sektor listrik, air dan gas serta jasa dunia usaha.
Dia mengatakan seluruh sektor ekonomi pada 2012 di Balikappan mengalami pukulan telak akibat krisis global.
“Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga karena tidak hanya tambang saja yang turun tetapi juga migas,” katanya.
Kondisi itu, tambahnya, juga bisa menjadi pelajaran bagi para pelaku bisnis untuk mulai melakukan diversifikasi usaha pada sektor potensial lain.
Selain pertambangan dan migas, sektor pertanian dan pariwisata menjadi opsi bisnis yang menarik untuk dilirik.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Balikpapan Rendi Susiswo Ismail berpendapat saat ini merupakan momen yang tepat bagi pelaku usaha untuk mulai melakukan diversifikasi usaha.
Dia mengatakan kondisi semacam itu pernah terjadi dua kali ketika terjadi booming bisnis migas pada pertengahan tahun 1970-an dan kayu pada 1990-an.
Pemberian nilai tambah bagi barang mentah menjadi contoh yang bisa diaplikasikan dalam diversifikasi tersebut.
“Selain membuka usaha lain, juga akan memberikan pendapatan lebih bagi pengusaha,” ujarnya.
Dukungan pembiayaan dari perbankan menjadi salah satu solusi dalam upaya melakukan ekspansi usaha.
Tentunya, hal itu juga akan memberikan dampak positif bagi industri perbankan di Balikpapan. (ras/K46)
PEMKOT BALIKPAPAN Tekan Laju Inflasi, Luncurkan Rumah Pangan Lestari
Oleh Rachmad Subiyanto (Bisnis Indonesia)
Ilustrasi tanaman cabe
Asisten Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setdakot Balikpapan Sri Soetantinah mengatakan rumah pangan lestari merupakan gabungan dari program produktif yang telah dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya mengontrol laju inflasi.
Melalui rumah pangan ini diharapkan akan tumbuh budaya produktif sehingga tiap rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan bahan pangannya.
“Seperti program penanaman cabe sebanyak 10.000 pohon kemarin yang sukses mengendalikan laju inflasi cabe. Program ini diharapkan bisa menekan laju inflasi,” kata Sri Soetantinah, Jumat (1/2/2013).
Dalam rumah pangan lestari tersebut, nantinya akan ada program penanaman kebutuhan bahan pangan seperti cabe, sayuran, dan buah-buahan serta ikan air tawar sehingga bisa memenuhi kebutuhan tiap rumah tangga.
Selain itu, dalam skala besar, program ini juga bisa membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Kendati demikian, dia masih belum mau menyebutkan skema apa yang akan diambil Pemkot Balikpapan dalam program ini seperti pembibitan atau lahan yang akan digunakan.
Dia mengaku masih akan merancang program yang rencananya akan diluncurkan pada HUT Kota Balikpapan Ke- 116, pekan depan. (ras/wde)
BPS KALTIM Catat Ekspor November 2012 Meningkat 27,81%
SAMARINDA–Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur mencatat nilai ekspor Kaltim pada November 2012 mencapai US$3,12 miliar atau meningkat 27,81% dibandingkan Oktober 2012.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Johny Anwar mengatakan nilai ekspor migas pada November 2012 mencapai US$1,23 miliar atau naik 26,45% dibandingkan Oktober 2012,” kata Johny, Jumat (1/2/2013).
Dia mengatakan nilai ekspor non migas pada bulan yang sama mencapai US$1,93 miliar atau naik 28,69% dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut golongan barang, bahan bakar mineral masih berperan cukup besar dalam pembentukan ekspor Kaltim pada Januari-November 2012 yang mencapai 92,97% atau US$28,70 miliar.
Adapun nilai impor Kaltim pada November 2012 menurun 26,20% dibandingkan Oktober 2012 yakni dari US$0,91 miliar menjadi US$0,67 miliar.
Penurunan impor itu disebabkan oleh turunnya impor migas dan non migas masing-masing 34,04% dan 4,90%.
Sementara itu, neraca perdagangan luar negeri Kaltim pada November 2012 mengalami surplus US$2,48 miliar atau naik 59,46% dibandingkan Oktober 2012.
Kenaikan itu tertinggi dibandingkan 2012, dimana neraca perdagangan luar negeri paling kecil Kaltim terjadi pada Oktober 2012 dengan mengalami surplus sebesar US$1,556 miliar.
Dia juga menuturkan perkembangan industri besar dan sedang di Kaltim pada triwulan IV 2012 menunjukan pertumbuhan produksi 6,31% (y-o-y) dan 2,5% (q-to-q).
Sedangkan pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil triwulan IV 2012 cukup baik jika dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh 1,04%.
Tetapi, pertumbuhan industri mikro dan kecil menunjukan perkembangan yang menurun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) yang mencatat angka pertumbuhan -5,11%. (K26/wde)
BRI NUNUKAN: Tekan Spekulan dengan Berlakukan ‘Money Changer’
Pemimpin Cabang BRI Kabupaten Nunukan Fahmi Hidayat mengatakan rencana “money changer” mata uang rupiah menjadi ringgit Malaysia atau sebaliknya yang akan diberlakukan di Kantor BRI Nunukan sebagai salah satu langkah untuk menekan spekulan “gelap” tersebut.
Berdasarkan perkembangan kurs valuta asing, harga jual ringgit ke mata uang rupiah Rp3.100 per 1 RM (ringgit Malaysia).
Namun, kalangan spekulan selama ini memasang harga penjualan hingga Rp3.300 per 1 RM.
Hal itu, katanya, merugikan masyarakat khususnya para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membutuhkan mata uang rupiah untuk dibawa pulang ke kampung halamannya atau untuk berbelanja selama di Kabupaten Nunukan karena ada perbedaan antara Rp150-Rp200.
Akibat maraknya spekulan “gelap” di Kabupaten Nunukan, maka Kantor BRI Cabang Nunukan akan melayani penukaran mata uang ringgit menjadi rupiah atau rupiah menjadi ringgit melalui loket atau gerai.
Dia berharap layanan penukaran kurs valuta asing khususnya ringgit Malaysia dapat menekan spekulan mata uang ringgit, sedangkan masyarakat memiliki pilihan setiap akan menukarkan mata uang asing miliknya.
Dia menjelaskan segala peralatan terkait dengan pembukaan pelayanan penukaran mata uang ringgit Malaysia menjadi rupiah atau sebaliknya, seperti pendeteksi uang, sedang didatangkan dari Jakarta.
Layanan itu, katanya, dapat dimulai sekitar pekan kedua Februari 2013.
Menurut Fahmi, sebenarnya BRI Nunukan siap melayani melalui loket untuk penukaran 15 valuta asing, namun lebih memfokuskan mata uang ringgit karena valuta asing itu paling banyak beredar di Kabupaten Nunukan.
Sebelumnya, seorang penukar mata uang ringgit di Pelabuhan Tunon Taka bernama Abdul Halim mengatakan harga jual ringgit sebesar Rp3.250-Rp3.300 per 1 RM.
Lonjakan nilai tukar yang terus menerus tersebut, katanya, sudah berlangsung sejak Desember 2012, sedangkan harga pembelian mata uang ringgit sebesar Rp3.150-Rp3.200. (Antara/K46)
HARGA EMAS Antam Turun Rp4.000 Per Gram
JAKARTA–Harga emas ritel di Tanah Air hari ini, Jumat (1/2/2013), turun Rp4.000 per gram jika mengacu kepada harga jual yang dipatok PT Aneka Tambang (Antam).Daftar harga yang dirilis BUMN tambang tersebut pukul 8:31 WIB menyebutkan harga emas dipatok Rp540.000-Rp579.200 per gram.
Level harga Rp540.000 untuk pembelian emas batangan berukuran 250 gram, sedangkan Rp579.200 untuk emas batangan 1 gram.
Adapun untuk harga buyback (beli kembali) Antam mematok harga Rp515.000 per gram untuk setiap produk emas batangan bersertifikat resmi PT Aneka Tambang.
Jika dibandingkan dengan harga transaksi kemarin, Kamis (31/1/2013), harga jual dan buyback Antam hari ini kompak turun Rp4.000 per gram.
Sementara itu di bursa emas global, indeks Comex Gold Bloomberg—yang mengacu ke bursa komoditas New York—menunjukkan harga emas naik tipis US$0,64 sen ke level US$53,44 per gram pada pukul 21:20 waktu New York atau 9:20 WIB. (Jibi/sut/K46)
SAMSUNG Luncurkan Printer Multifungsi Dengan Teknologi Dual Scan
Printer Samsung CLX-8640ND dan CLX-8650ND
Printer CLX-8640ND dan CLX-8650ND didesain untuk kantor perusahaan kecil, menengah, maupun besar, bisa secara otomatis memindai (scan) dua sisi dokumen sekaligus dengan cepat.
“Lini produk A4 baru kami dengan teknologi dual-scan menawarkan peningkatan tingkat efisiensi,” kata wakil presiden senior divisi bisnis enterprise Samsung, Tod Pike, dalam pernyataan di laman resmi Samsung, Kamis waktu AS.
Dua mesin cetak itu diklaim lebih hemat energi, didukung prosesor dual core 1GHz, dan sudah berteknologi anti-jam, yang meminimalisasi kemungkinan misfeeds dan paper jams.
Model CLX-8650ND mampu mencetak dalam kecepatan 51 halaman per menit (ppm) dan 40ppm untuk model CLX-8640ND.
Konsumsi energi kedua printer lebih hemat 35 persen dibanding printer toners lain dan layar sentuh 7 inci-nya memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya.(bisnis-jabar.com/yri/juanda)
Harga Minyak Tanah Di Sampit Capai 10.000 Per Liter
Oleh Newswire
on Friday, 1 February 2013
SAMPIT, Kalteng — Harga BBM subsidi jenis
minyak tanah di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan
Tengah (Kalteng), ditingkat pengecer keliling mencapai Rp10.000 per
liter.
“Harga minyak tanah yang di jual pengecer keliling jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah, yakni Rp4.000 per liter,” kata seorang warga Jalan Pelita, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotim, Samsudin di Sampit, Jumat (1/2).
Sedangkan di tingkat eceran menetap seperti kios berkisar antara Rp6.000-Rp7.000/liter. Bahkan pihak pangkalan ada yang menjual Rp5.000/liter, padahal HET ditetapkan Rp4.000/liter. Ada pangkalan memberlakukan sistem kupon dan pembeli harus memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Setiap pembeli juga dibatasi, yakni hanya diperbolehkan membeli lima liter per orang. Itu pun, warga harus antre dan banyak yang tidak kebagian.
“Kami sebenarnya sudah malas mengeluh karena tidak ada tindakan dari pemerintah maupun aparat. Kondisinya seperti itu, masyarakat kesulitan mendapatkan minyak tanah, sementara pelangsir (pembeli dalam jumlah besar yang kemudian dijual lagi dengan harga tinggi) gampang-gampang saja dapat minyak tanah,” katanya.
Dia menduga ada pangkalan minyak tanah yang nakal dengan lebih memprioritaskan pelangsir daripada masyarakat. Pasalnya, pelangsir berani membeli dalam jumlah besar dan harga lebih tinggi sehingga sangat menguntungkan pangkalan.
Logikanya, mana mungkin minyak tanah satu tangki isi 5.000 liter itu habis hanya dalam waktu beberapa jam. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pangkalan sengaja menyisakan stok yang banyak untuk kemudian dijual kepada pelangsir dengan harga tinggi.
“Kita ini sebenarnya sudah tidak mau ambil pusing soal pangkalan menjual ke pelangsir, asalkan kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi, bukan malah memprioritaskan pelangsir,” ucapnya.
Sementara Ali, salah seorang warga yang membeli dalam jumlah besar menolak dirinya disebut pelangsir. Dia mengaku justru membantu masyarakat pedalaman mendapatkan minyak tanah karena di pedalaman tidak ada pangkalan minyak tanah.
Menurutnya, sebagian rekannya justru ada yang mengantongi surat rekomendasi dari kepala desa untuk membeli minyak tanah di Sampit dan menjualnya ke desa-desa. Harganya pun, timpalnya, dijual dengan harga yang wajar.
“Kalau kami membeli minyak tanah dalam jumlah besar karena untuk melayani masyarakat yang ada di pedalaman, apa tindakan kami itu salah,” tanyanya.
Dia juga tidak menampik jika mungkin saja ada yang berbuat nakal dengan melangsir minyak tanah tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Minyak tanah itu diduga dijual ke penambang atau industri untuk dioplos dengan solar dan dijadikan bahan bakar mesin.
Untuk mendapatkan minyak tanah, dia mengaku membeli dari pangkalan langganannya. Jika harga sedang turun, per drum dibelinya seharga Rp900.000, namun saat harga melambung harus mengeluarkan uang lebih banyak karena harga bisa mencapai Rp1,3 juta per drumnya.
Disinggung soal keluhan masyarakat di Sampit yang kesulitan mendapatkan minyak tanah, dia juga berharap pemerintah campur tangan.
“Kalau minyak tanah didistribusikan secara merata hingga ke pedalaman, saya rasa tidak akan seperti ini,” pungkasnya. (Antara/juanda)
DJP KALTIM Target Setoran Pajak Capai Rp16,71 Triliun
Oleh Rachmad Subiyanto
BALIKPAPAN–Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kalimantan Timur menargetkan
perolehan pendapatan negara dari sektor pajak pada 2013 mencapai Rp16,71
triliun atau meningkat 32% dibandingkan realisasi pada 2012 yang
mencapai Rp12,59 triliun.Kepala Kanwil DJP Kaltim Muhammad Isnaeni mengatakan ada empat sektor bisnis utama yaitu pertambangan, konstruksi, perdagangan dan properti. Optimalisasi penerimaan dari keempat sektor utama tersebut juga dengan sektor bisnis lainnya, diharapkan bisa mendorong realisasi penerimaan pajak.
Pertambangan batubara, yang juga menguasai ekspor Kaltim, menjadi salah satu produk yang diharapkan bisa menopang pendapatan pajak. Kendati sempat mengalami penurunan harga pada tahun lalu, Isnaeni optimistis hal tersebut akan bisa dikompensasi pada semester II/2013.
“Kami harapkan semester II/2013 harga batubara akan kembali membaik sehingga penerimaan negara pun akan meningkat,” ujarnya di sela-sela patroli laut Kanwil Bea Cukai Kalbagtim bersama Perpajakan, Kepolisian, Kejaksaan dan Kepelabuhanan, Selasa (22/1/2013).
Dia menambahkan perolehan pajak pada 2012 sempat terpengaruh akibat menurunnya harga batubara di pasar internasional. Realisasi pajak sebesar Rp12,59 triliun tersebut diakuinya baru 93% dari target tahunan yang harus dicapai.
Isnaeni mengatakan ada beberapa perusahaan pertambangan berskala menengah yang masih belum melaporkan kewajiban pajaknya.
Selain itu, pihaknya juga mendapati pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan di luar Kaltim sementara operasional perusahaan ada di Kaltim. Untuk itu, dirinya akan mendorong pelaporan pajak perusahaan yang beroperasi di Kaltim di bawah pengelolaan pihaknya.
Anggaran pemerintah daerah yang besar untuk membiayai sektor konstruksi juga menjadi pendapatan pajak yang bisa dioptimalkan. “Kami akan bekerja sama dengan semua pihak agar target ini bisa tercapai,” katanya.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Timur Jusuf Indarto mengungkapkan pihaknya juga akan meningkatkan pelayanan tanpa mengesampingkan pengawasan dan kepentingan negara.
Selain dengan DJP Kaltim, kerja sama juga dilakukan dengan kepolisian, kejaksaan serta kepelabuhanan.
“Kepolisian untuk menjaga keamanan daerah yang mendukung iklim investasi, kejaksaan untuk kepastian pemrosesan hukum sementara pelabuhan untuk layanan angkutan karena sebagian besar barang diangkut menggunakan kapal,” ujarnya.
Jusuf mencatat nilai devisa hasil ekspor yang berhasil disumbangkan oleh pelaku usaha di Kaltim pada 2012 mencapai US$42 miliar atau sekitar Rp405 triliun.
Sementara, nilai impornya mencapai US$11,5 miliar atau sekitar Rp110 triliun. Dia mengatakan penaikan kinerja pelaku usaha di Kaltim akan mampu mendongkrak pendapatan negara.
Kendati demikian, pihaknya juga akan mendengarkan masukan dari para pelaku usaha yang ada di Kaltim mengenai kondisi yang ada di lapangan.
Patroli laut yang digelar Kanwil Bea Cukai Kalbagtim bersama Perpajakan, Kepolisian, Kejaksaan dan Kepelabuhanan ke PT Petrosea Tbk, PT Bayan Resources Tbk dan Penajam Supply Base Chevron Pacific Indonesia menjadi salah satu upaya untuk memperoleh masukan dari lapangan.
Direktur Hubungan Eksternal PT Petrosea Tbk Hendrick U Ibrahim mengungkapkan selama ini pelayanan yang diberikan sudah cukup memuaskan.
Sementara itu, Direktur PT Bayan Resources Tbk Lim Chai Hock berharap melalui kunjungan dan patroli semacam ini bisa meningkatkan hubungan antara pelaku usaha dan pemerintah.
Kondisi iklim usaha yang kondusif akan memacu produksi lebih baik di masa mendatang yang juga akan memberikan dampak positif kepada negara. (ras/K46)
PEMPROV KALTIM Segera Undang Investor AS yang Akan Bangun Pabrik Bioetanol
Oleh Rachmad Subiyanto(Bisnis Indonesia)
BALIKPAPAN–Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur akan mengundang investor asal Amerika Serikat
yang berniat membangun pabrik bioetanol batubara, Celanese Corporation,
untuk menggelar ekspose guna mengetahui rencana detail pengembangan
hilirasasi tambang tersebut.Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan pihaknya berharap agar investasi tersebut bisa direalisasikan di wilayahnya yang telah ditetapkan sebagai kawasan industri berbasis gas dan kondensat.
Menurutnya, lokasi yang sesuai untuk pengembangan pabrik tersebut bisa diarahkan di Kabupaten Kutai Timur sejalan dengan proyek pembangunan aluminum smelter.
“Kami akan undang dulu untuk mengetahui bagaimana rencananya karena proyek ini tepat untuk hilirisasi produk pertambangan,” kata Awang, Rabu (16/1/2013).
Awang memaparkan hilirisasi produk akan memberikan efek positif bagi perkembangan industri nasional karena akan meningkatkan nilai tambah bahan baku. Selain itu, hilirisasi produk juga akan menambah ketersediaan lapangan kerja sehingga akan mampu meningkatkan kesempatan kerja bagi sumber daya manusia.
Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim Yadi Sabianoor menambahkan pihaknya belum memperoleh konfirmasi dari Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM).
“Biasanya proses pengurusan izin penanaman modal asing (PMA) melalui BKPM sebagai kepanjangan tangan pemerintah,” ujarnya.
Pengurusan izin di pemerintah daerah, tambahnya, hanya berupa penetapan lokasi investasi. Izin satu wilayah dikeluarkan oleh bupati/walikota. Sementara izin antar wilayah, yang menetapkan adalah provinsi.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat menyebutkan adanya rencana pembangunan pabrik etanol batubara oleh Celanese Corporation yang dijadwalkan akhir tahun ini.
Pabrik tersebut akan mengolah batu bara kalori rendah menjadi etanol yang berfungsi sebagai campuran bahan bakar minyak.
Berdasarkan catatan Bisnis, kerja sama tersebut diarahkan untuk membangun empat pabrik etanol dari pengolahan batu bara dengan nilai sekitar US$6 miliar-US$8 miliar pada 2020.
Satu pabrik diproyeksi memerlukan lebih dari 4 juta ton batu bara per tahun dengan hasil 1,1 juta ton etanol per tahun atau ekuivalen 1,3 miliar liter per tahun.
Celanese Corporation merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang teknologi dan bahan baku khusus.
Kerja sama ini nantinya untuk proyek pengembangan bahan bakar sintesis etanol dengan menggunakan teknologi mutakhir proses produksi etanol TCX milik Celanese. (ras/K46)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar